Ketupat in Heidelberg
Perputaran
Istikhoroh Cinta
Balqis
merasa tak yakin tentang perasaannya saat itu, apakah ia bersungguh-sungguh
suka dengan Daffa atau tidak. Tapi selalu ada perasaan ingin bertemu. Ia
mencoba tuk minta petuah pada Bu Faridha, sosok ustadzah keibuan yang ia kenal
semenjak pertama kali menginjakkan kaki di perantuan.
“Menyukai
itu boleh, yang gak boleh kalo ekspresi suka yang berlebihan apalagi sampai
melanggar aturan Allah Rasul.” ujar Bu Faridha
“Iya
ibu, insyaAllah Balqis berusaha menjaga diri. Tapi Balqis bingung dengan
perasaan ini, Bu. Balqis ingin mendapatkan sosok suami yang sholeh tuk
membimbing dunia dan akherat. Tapi Balqis takut kalau larut dengan Mas Daffa,
tidak siap patah hati lagi.”
“Nak,
Istikhoroh saja. Dalil orang yang istikhoroh itu tidak akan menyesal. Tapi
selama kamu istikhoroh harus netral dan benar-benar pasrah dengan keputusan
Allah. Apapun itu hasilnya tawakallah, Nak.”
Balqis
mulai berfikir dan yakin dengan istikhoroh. Sudah hampir tiga bulan ia
istikhoroh Daffa dan perasaannya masih sama. Rasa suka itu justru semakin
bertambah dengan sikap-sikap yang ditunjukkan Daffa. Bulan kedua awal tahun
2016 menjadi perjumpaan kedua pula, Balqis lagi-lagi mendapat tawaran untuk
membina adik-adik angkatan mahasiswa. Saat itu ia hanya menjadi tamu undangan
sama halnya dengan Daffa. Pantai Marina yang lumayan ditempuh dengan perjalanan
jauh, namun Daffa ikut bergabung di tengah-tengah kesibukan kuliah dan
pekerjaan. Balqis jadi semakin berkesan dengannya.
“Eitz,
nglamun aja!” sapa Vista mengagetkan Balqis dari belakang. Vista yang tak
biasanya bergabung dengan aktivis mahasiswa dakwah, kali ini ikut menemani
Balqis di Pantai Marina.
“Cuma
menikmati deburan ombak kug. Tuh liat, keren kan pas udah nyampe di tebing
karang.” Balqis mengelak.
“Eh,
ngomong-ngomong kamu pernah janji mau cerita sama aku kan?”
“Oh
itu.” Balqis teringat dan berlanjut mengkisahkan masa lalunya pada Vista.
“Umm,
tapi kamu udah gapapa kan? Yah, berarti Mas Fathan bukan jodoh kamu.”
“Mungkin
begitu. Tapi aku udah bisa ikhlas kug. Aku jadi bisa berfikir kalau waktu itu
aku mencintai orang yang kurang tepat.”
“Dulu
aku dibutakan rasa suka, memandang Mas Fathan adalah pemuda sholeh. Tapi aku
salah. Pemuda sholeh mana yang berani menggandeng dan memperkenalkan calonnya
di hadapan orang banyak padahal belum ada ikatan pernikahan.” Lanjut Balqis
datar
“Sip
Sip baguslah. Ehem, ngomong-ngomong udah ada yang mengisi hati lagi? He he”
tanya Vista menggoda
“Sudah
diistikhorohi.”
“Terus
Terus, ceritain dong.” Vista mulai merengek-rengek manja bak anak kecil minta
jajanan.
“Baru
ketemu dua kali sih. Ngobrol juga cuma sekali karena ada urusan, itu aja dia
gak mau berlama-lama. SMS juga kalo penting-penting aja. Mas itu juga kalo
bales SMS singkat dan seperlunya.”
“Hlah
kayak gitu kug bisa suka. Namanya orang jatuh cinta itu kan biasanya karna
diperhatiin, sering SMS-an, Telfon, BBM-an pokoknya ngobrolnya intens gtu. Kamu
aneh deh Balqis. Ngobrol aja jarang, SMS dibalesnya singkat malah seneng.hmm”
Ucap Vista keheranan.
“Dulu
kamu pernah bilang kan, kalau akan belajar dari hikmah-hikmah setiap yang aku
ceritakan. Yah beginilah pemahamanku. Justru dengan sikap Mas itu, aku jadi
semakin yakin kalo ia sosok sholeh yang bisa menjaga. Berbeda waktu dulu dengan
Mas Fathan, malah hampir sering bercandaan, yang seperti itu kurang bagus.”
“Aku
yakin dengan istikhoroh, pasrah dan menjaga diri akan lebih berkah di mata
Allah. Aku gak tau siapa jodohku nanti, setidaknya sembari menanti jodoh perlu
mempersiapkan diri menjadi sholehah dan menjaga diri dari pelanggaran agama. Itu
pun kalo kita ingin mendapatkan yang Berkah. Berkah atau barokah itu artinya
penuh kebaikan.” Jelas Balqis panjang lebar
“Wah,
kayaknya aku harus banyak belajar sama kamu nih, biar gak brekele kayak gini,
he he. Umm, dari tadi kamu bilang Mas itu Mas itu, emang Mas itu siapa sih,
Balqis? Kasih tau dong.” Tanya Vista menyelidik
“Aku
juga masih belajar kug. He he kalau itu rahasia, cukup aku dan Allah yang tau.”
“Kamu
sukanya main rahasia-rahasia-an deh.”

0 comments:
Post a Comment