Ketupat
in Heidelberg
“Ketika Cinta Indah Terjaga, Ketika itulah
Kebarokahan Cinta”
Hannan Tsabita
Gemuruh
Air Terjun Kayangan
Usai
sudah kuliah lapangan Balqis selama lima hari, pemandangan alam cukup menghibur
meski melelahkan. Namun begitu hatinya belum bisa sembuh akan luka lama yang
masih membekas.
Heart
beats fast Colors and promises How to be brave How can I love when I'm afraid
To fall But watching you stand alone All of my doubt Suddenly goes away somehow
One step closer.....
“Assalamu’alaikum,
ehem bukannya malah baca quran sih neng.” Sapa Qisty dari balik pintu kamar kos
Balqis yang tak tertutup rapat. “ Udah berapa kali nih lagu diputer mulu.”
Lanjut Qisty
“Wa’alaikumussalam,
eh mba. pengen dengerin aja sih” balas Balqis sendu tanpa semangat
“Kalo
tiap dengerin bikin kamu tambah patah hati, jangan didengerin terus dong
lagunya.” Pinta Qisty
“Aku
kenal lagu ini karna Mas Fathan suka lagu ini mba. Meski ternyata bukan buat
aku sih. Yah, kadang aku kangen mba.”
Balqis
masih merasa sedih karna seseorang yang ia suka ternyata sudah mempunyai calon.
Bahkan Allah mempertemukan Balqis dengan wanita itu tanpa sengaja di sebuah
pondok pesantren tempat mereka berlibur kuliah. Sebuah kebetulan yang tidak
masuk akal. Alkisah berawal ketika Balqis tengah berjalan menuju pintu masuk
pondok.
“Assalamu’ailaikum
mb. Boleh kenalan?” Tiba-tiba ada yang pelan menepuk punggung Balqis dari
belakang. Tak lain ialah Yasmin, calon psikolog yang cantik dan sosok muslimah
yang anggun. Lalu Balqis dan Yasmin berteman baik selama menjalani pesantren
ramadhan di pondok. Waktu yang tengah bersamaan Fathan sedang ada riset di Air
Terjun Kayangan.
Sepulangnya
dari pondok Balqis berjumpa dengan Hanifa dalam keadaan menangis.
“Hloh
mba, kenapa menangis, risetnya lancar kan?”
“Aku
suka Mas Fathan, Balqis.” Sesunggukan Hanifa mencurahkan isi hatinya. Balqis
terdiam kaget tidak menyangka namun tetap tenang.
“Oh,
tapi kenapa mba malah menangis?”
“Sebulan
penuh mba mengenal dekat Mas Fathan ketika riset. Baru kali ini mba suka sama
pemuda sholeh nan tampan, Balqis. Mba sadar kalo belum menjadi wanita sholehah,
tapi apa salahnya kalo suka dengan laki-laki seperti Mas Fathan.”
“Gak
salah kog mba, lalu apa masalahnya mba?”
“Ms
Fathan udah punya calon, Balqis. Dan waktu riset bareng, Mas Fathan tau kalo
mba suka sama dia. Perjalanan pulang dia malah ngenalin calonnya sewaktu makan
bareng tim riset. Mungkin maksud dia biar mba ga terlanjur dalam suka sama dia
dan cepat melupakan, tapi jangan kayak gini caranya. Itu namanya disengaja dan
mungkin terlalu cepat buat aku, Balqis.” Hanifa semakin sesunggukan
“Nama
calonnya siapa mba?” Balqis tiba-tiba terbersit penasaran
“Yasmin.”
“Yasmin?
Yasmin Hafidzah?” Balqis kaget keheranan
“iya”
jawab Hanifa singkat. Balqis tersentak hatinya, ternyata Allah membuat skenario
yang manusia tak bisa menyangkanya. Balqis hanya bisa memendam kesedihan sambil
menghibur Hanifa. Dua kesedihan Balqis lengkaplah sudah, ternyata orang
terdekatnya mencintai pemuda yang sama dan harus patah hati bersama pula.
Bahkan Yasmin pun hadir melengkapi patah hati ini. Mungkin, tidak akan sesakit
jika tak pernah mengenal sosok Yasmin.
Qisty
yang sejak tadi mendengarkan kisah Balqis, kembali menghiburnya, karena ini
sudah kesekian kali Balqis mengkisahkan rasa patah hatinya pada Fathan.
“Yasudah,
sabar dan ikhlas. Gak perlu diingat-ingat terus. Toh, sudah kamu istikhorohi
juga, insyaAllah tidak akan menyesal. Pertemuan kamu dengan mereka itu juga
hasil istiqoroh. Udah sekarang kita tadarus aja.” Kata Qisty sambil mematikan
lagu A Thousand Years

0 comments:
Post a Comment